Asbestos adalah bentuk serat
mineral silika termasuk dalam kelompok serpentine dan amphibole dari
mineral-mineral pembentuk batuan, termasuk: actinolite, amosite (asbes coklat,
cummingtonite, grunnerite), anthophyllite, chrysotile (asbes putih),
crocidolite (asbes biru), tremolite, atau campuran yang sekurang-kurangnya mengandung
salah satu dari mineral-mineral tersebut. Asbes dapat diperoleh dengan berbagai
metode penambangan bawah tanah, namun yang paling umum adalah melalui
penambangan terbuka (open-pit mining). Asbes
masih banyak digunakan untuk atap bangunan rumah, jenis-jenis asbesnya adalah setiap jenis asbes yang jelas
berbeda dalam sifat kimia dan sifat fisik tergantung pada komponen lain dari
batu, seperti kalsium, magnesium atau besi. Chrysotile (putih) Serat asbes cenderung berwarna warna putih dan
mempunyai halus, tekstur yang halus. Crocidolite
(biru) Serat asbes yang cerah biru, biasanya lebih pendek, tegak dan
kurang halus dari chrysotile. Amosite
(coklat) serat cenderung berwarna coklat dengan serat lebih rapuh dari
baik crocidolite atau chrysotile asbes seperti itu masih banyak digunakan di
masyarakat Dusun Banaran, Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota
Semarang. Asbes yang dalam penggunaannya digunakan sebagai atap/kanopi dan banyak
masyarakat dusun tersebut yang tidak mengetahui bahaya pemakaian asbes secara
jangka panjang. Dalam jangka panjang menghirup asbes terus menerus bisa
menimbulkan risiko kesehatan. Asbes masuk ke dalam tubuh melalui cara inhalasi.
Dampak bahaya dari menghirup serat asbes tidak bisa dilihat dalam jangka waktu
singkat. Terkadang gejala penyakit ini baru muncul dalam waktu 20-30 tahun
setelah terpapar serat asbes pertama kali. Seperti dikutip dari Health.nsw,
Jumat (29/1/2010) serat asbes yang terhirup dan masuk ke dalam paru-paru bisa
menyebabkan asbestosis (timbulnya jaringan parut di paru-paru), kanker
paru-paru dan mesothelioma (kanker ganas yang menyerang selaput mesothelium).
Risiko terkena penyakit ini akan meningkat setara dengan banyaknya jumlah serat
asbes yang dihirup. Selain itu risiko kanker paru-paru akibat menghirup serat
asbes lebih besar dibandingkan dengan asap rokok. Ini disebabkan asbes terdiri
dari serat-serat kecil yang mudah terpisah, sehingga jika serat tersebut
bererbangan di udara dan terhirup oleh tubuh akan berbahaya bagi kesehatan.
Biasanya serat asbes ini bisa menimbulkan risiko kesehatan jika masuk ke dalam
tubuh melalui cara inhalasi. Jumlah kecil serat asbes di udara yang dihirup
seseorang saat bernapas tidak akan menimbulkan rasa sakit. Rata-rata orang
hanya menghirup asbes dalam jumlah yang sangat kecil dan berisiko rendah
terhadap kesehatan. Beberapa penelitian menunjukkan asbes yang berbentuk
lembaran tidak menunjukkan risiko kesehatan yang berarti. Orang yang sangat
berisiko memiliki gangguan kesehatan akibat asbes umumnya yang bekerja di
pertambangan atau industri. Tapi bukan berarti atap rumah yang terbuat dari
asbes tidak berbahaya sama sekali, hanya saja risiko gangguan kesehatannya
lebih rendah. Berbagai bentuk material dari asbes membuat tingkatan risiko
kesehatan yang berbeda. Jika serat asbes dalam bentuk yang stabil seperti
lembaran dan kondisinya masih baik, maka risiko kesehatannya kecil. Namun jika
lembaran tersebut sudah ada yang rusak, berlubang atau salah dalam hal penggunaannya,
maka bisa menimbilkan risiko yang lebih tinggi. Bahan bangunan asbes umumnya
digunakan sebagai lembaran semen (fibro), drainase, cerobong pipa, atap rumah
atau papan bangunan lainnya. Sejak tahun 1960-an dan 1970-an, serat asbes
banyak digunakan oleh masyarakat sebagai isolasi atap rumah. Ternyata berdasarkan penelitian, bahan asbes ini berbahaya
bagi kesehatan karena debu-debu unsurnya yang terhirup akan masuk ke paru-paru
dan tidak dapat larut serta dapat membunuh sel pada paru-paru sehingga beresiko
kanker. Karena bahaya ini di beberapa negara amerika dan eropa, penggunaan
bahan asbes ini telah mulai dilarang.
Proses keracunan asbes tidak terjadi secara seketika,
racun Chrysotile akan menyerang manusia secara akumulatif, proses terinfeksi Chrysotile akan
memicu terjadi kanker pada manusia dalam waktu puluhan tahun kemudian, ketika
korban secara terus-menerus menghirup debu asbes yang mengandung Chrysotile
maka korban akan terkena penyakit kanker, yang bisa menyebabkan kematian. Kasus-kasus kematian akibat menghirup udara yang tercemar
asbes menyimpulkan bahwa, 94% penggunaan asbes di dunia mengandung bahan
Chrysotile atau hidroksida magnesium silikat dengan komposisi Mg6(OH)6(Si4O11)H2O,
Chrysotile merupakan bahan mineral yang bersifat Karsinogen pemicu penyakit
kanker yang akan menyerang rongga dada, paru-paru, dan perut. Proses
terinfeksinya melalui udara yang telah tercemar oleh debu asbes kemudian
dihirup oleh manusia. Penggunaan asbes telah banyak menimbulkan kematian pada
korban, contoh kasus di Negara Jepang, akibat menghirup udara yang tercemar
Asbes, 500 orang meninggal dunia pada tahun 1995, dan meningkat menjadi 878
orang pada tahun 2003, sehingga pemerintah Jepang melarang penggunaan Asbes.
Proses keracunan Asbes tidak terjadi secara seketika,
racun Chrysotile akan menyerang manusia secara akumulatif, proses terinfeksi Chrysotile akan
memicu terjadi kanker pada manusia dalam waktu puluhan tahun kemudian, ketika
korban secara terus-menerus menghirup debu asbes yang mengandung Chrysotile
maka korban akan terkena penyakit kanker, yang bisa menyebabkan kematian.
Asbes dapat mengakibatkan penyakit asbestosis dan berbagai jenis kanker. Sifat asbes yang dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan berupa timbulnya penyakit asbestosis sudah cukup dikenal di kalangan
praktisi kesehatan kerja maupun kesehatan lingkungan. Asbestosis adalah
penyakit kronis pada paru-paru yang mengakibatkan penderita sulit bernafas dan
bisa mengakibatkan kematian. Asbes dapat juga mengakibatkan kanker jenis
mesothelioma, yaitu jenis kanker yang menyerang selaput perut. Dr. Irving
Selikoff, Direktur Environmental Science Laboratories pada Mount Sinai School
of Medicine di New York yang menangani suatu penelitian penyakit kanker para
pekerja di pabrik asbes, menyimpulkan dari hasil penelitiannya bahwa kanker
paru-paru lebih banyak disebabkan oleh asbes dibanding rokok. Dari 869 orang
yang 17 tahun sebelumnya pernah bekerja di pabrik asbes di Texas, AS, 300 orang
di antaranya diperkirakan menderita asbestosis, kanker paru-paru, kanker usus,
dan kanker perut lainnya. Dengan penjelasan tersebut diharapkan dan ditekan
pengurangan pemakaian asbes supaya untuk pencegahan secara dini bahaya asbes
tersebut. Dengan itu masyarakat akan hidup sehat tanpa adanya bahaya yang
ditimbulkan dari asbes.
Chrysotile
Crocidolite
Asbes Bergelombang
Pipa Asbes Insulasi
Plafon Asbes
Asbes Kertas Bungkus
Peta Dusun Banaran
Bahaya Pemakaian Asbes
0 komentar:
Posting Komentar