Pages

Labels

Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 21 Maret 2013

Asal-usul Nama Telukawur


Telukawur adalah sebuah desa di Kabupaten Jepara Jawa Tengah, nama telukawur sendiri mempunyai asal muasal. Dahulukala disebuah desa hidup sepasang suami istri, sang suami bernama Syeikh Abdul Aziz dan sang istri Den Ayu Roro Kuning. Syeikh Abdul Aziz adalah penyebar agama islam di jepara.
Selain bersyair sang suami juga memiliki kegiatan sehari-hari yaitu bekerja di ladang, namun kebiasaan Syeikh Abdul Aziz ketika berkerja di ladang yaitu selalu pulang ke rumah sebelum pekerjaannya selesai, hal itu dikarenakan Syeikh Abdul Aziz selalu rindu pada istrinya yang berparas cantik layaknya bidadari. Dengan kebiasaan sang suami yang seperti itu, sang istri takut kalau pekerjaan sang suami di lading akan terbengkalai, hingga sang istri menyuruh sang suami untuk melukis paras cantiknya itu untuk dibawa ke ladang, sang suami pun setuju dengan ide istrinya itu. Lalu dilukislah wajah cantik sang istri. Setelah lukisannya selesai dibawalah lukisan tersebut ke ladang, sehingga tidak perlu pulang saat rindu sang istri.
Pada suatu pagi, sperti biasa sang suami akan beangkat ke ladang dan tak lupa membawa lukisan wajah sang istri. Tanpa firasat apapun sang suami berangkat, di tengah perjalanan tiba-tiba datang angina yang sangat kencang dan menerbangkan lukisan wajah istrinya jauh tak tekejar hingga jatuh di halaman kerajaan yang dipimpin oleh raja Joko Wongso, melihat lukisan wajah istri Syeikh Abdul Aziz sang raja terkejut karena kecantikan paras istri Syeikh Abdul Aziz, tanpa menunggu lama sang raja mengutus prajuritnya untuk mencari siapa wanita cantik itu. Hingga di temukan bahwa wanita cantik tersebut adalah istri Syeikh Abdul Aziz,  Den Ayu Roro Kuning pun dibawa ke kerajaan.
Disaat Syeikh Abdul Aziz sudah menyerah untuk mencari lukisannya yang diterbangkan oleh angina itu, Syeikh Abdul Aziz pun memutuskan untuk pulang kerumah. Sesampainya di rumah Syeikh Abdul Aziz kaget mendapati istrinya tidak ada di rumah, Syeikh Abdul Aziz pun mencari-cari istrinya. Suatu ketika Syeikh Abdul Aziz mendengar bahwa sang istri dibawa oleh raja Joko Wongso ke kerajaannya untuk dijadikan permaisuri. Syeikh Abdul Aziz mempunyai ide untuk membawa istrinya kembali ke rumah. Dengan menyamar sebagai pengamen Syeikh Abdul Aziz mencoba untuk pergi ke kerajaan, ketika mendengar sayup-sayup suara nyanyian Den Ayu Roro Kuning pun mengira itu adalah suara suaminya, setelah ia yakin kalau itu memang suara suaminya sang istri pun menyuruh abdinya untuk memanggil pengamen tersebut. Setelah bertemu mereka pun sangat bahagia, ketika itu sang istri pun mempunyai rencana agar ia bias pulang kembali kerumah dan tidak dijadikan istri sang raja.
Rencana yang disusun itu adalah, Den Ayu Roro Kuning memberikan syarat kepada sang raja untuk bias memilikinya, syaratnya adalah sang raja harus mencari kijing (kerang) yang bias bergoyang dan saat mencari kerang tersebut harus memakai pakaian layaknya nelayan. Karena hasrat sang besar untuk bias menikahi Den Ayu Roro Kuning maka sang raja menyanggupi syarat tersebut. Dan pada suatu pagi sang raja pun berangkat mencari kijing di suatu pantai di desa tersebut. Disaat raja Joko Wongso tidak ada di kerajaan, Syeikh Abdul Aziz memakai pakaian yang biasa di pakai oleh raja Joko Wongso sehingga terlihat seperti raja Joko Wongso. Syeikh Abdul Aziz yang saat itu menyamar sebagai raja memeritahkan prajuritnya utuk menyisir kawasan pantai karena disana terdapat mata-mata yang sedang memata-matai kerajaannya dengan ciri-ciri berpakaian nelayan, karena itu perintah raja prajuri-prajurit itu mejalankanya. Dan yang di cari pun ketemu yaitu sang raja Joko Wongso yang sedang berpakaian nelayan, tanpa basa basi prajurit prajurit sersebut langsung menghajar nelayan tersebut yang sebenarnya adalah rajanya sendiri.
Pada saat  dihajar massa, sang raja sempat berkata TELUK. . .TELUK (takluk) namun teriakan sang raja tidak berpengaruh,ia tetap dihajar hingga tewas. Dan saat menjelang ajalnya sang raja sempat berkata “ Aku iki RAJAMU, aku wes Ngomong TELUK . .TELUK tapi kuwe iseh podo NGAWUR.” .Kata-kat araja itulah yang sekarang menjadi nama tempat dimana dia dulunya didholimi dan dianiaya. Jasadnya dimakamkan di sebelah makam Den Ayu Roro Kuning, sedangkan Syeikh Abdul Aziz dimakamkan di dasa Jondang, sehinga dikenal dengan Syeikh Jondang.

Sabtu, 02 Maret 2013

Bahaya Asbes Bagi Kesehatan



Asbestos adalah bentuk serat mineral silika termasuk dalam kelompok serpentine dan amphibole dari mineral-mineral pembentuk batuan, termasuk: actinolite, amosite (asbes coklat, cummingtonite, grunnerite), anthophyllite, chrysotile (asbes putih), crocidolite (asbes biru), tremolite, atau campuran yang sekurang-kurangnya mengandung salah satu dari mineral-mineral tersebut. Asbes dapat diperoleh dengan berbagai metode penambangan bawah tanah, namun yang paling umum adalah melalui penambangan terbuka (open-pit mining). Asbes masih banyak digunakan untuk atap bangunan rumah, jenis-jenis asbesnya adalah setiap jenis asbes yang jelas berbeda dalam sifat kimia dan sifat fisik tergantung pada komponen lain dari batu, seperti kalsium, magnesium atau besi. Chrysotile (putih) Serat asbes cenderung berwarna warna putih dan mempunyai halus, tekstur yang halus. Crocidolite (biru) Serat asbes yang cerah biru, biasanya lebih pendek, tegak dan kurang halus dari chrysotile. Amosite (coklat) serat cenderung berwarna coklat dengan serat lebih rapuh dari baik crocidolite atau chrysotile asbes seperti itu masih banyak digunakan di masyarakat Dusun Banaran, Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Asbes yang dalam penggunaannya digunakan sebagai atap/kanopi dan banyak masyarakat dusun tersebut yang tidak mengetahui bahaya pemakaian asbes secara jangka panjang. Dalam jangka panjang menghirup asbes terus menerus bisa menimbulkan risiko kesehatan. Asbes masuk ke dalam tubuh melalui cara inhalasi. Dampak bahaya dari menghirup serat asbes tidak bisa dilihat dalam jangka waktu singkat. Terkadang gejala penyakit ini baru muncul dalam waktu 20-30 tahun setelah terpapar serat asbes pertama kali. Seperti dikutip dari Health.nsw, Jumat (29/1/2010) serat asbes yang terhirup dan masuk ke dalam paru-paru bisa menyebabkan asbestosis (timbulnya jaringan parut di paru-paru), kanker paru-paru dan mesothelioma (kanker ganas yang menyerang selaput mesothelium). Risiko terkena penyakit ini akan meningkat setara dengan banyaknya jumlah serat asbes yang dihirup. Selain itu risiko kanker paru-paru akibat menghirup serat asbes lebih besar dibandingkan dengan asap rokok. Ini disebabkan asbes terdiri dari serat-serat kecil yang mudah terpisah, sehingga jika serat tersebut bererbangan di udara dan terhirup oleh tubuh akan berbahaya bagi kesehatan. Biasanya serat asbes ini bisa menimbulkan risiko kesehatan jika masuk ke dalam tubuh melalui cara inhalasi. Jumlah kecil serat asbes di udara yang dihirup seseorang saat bernapas tidak akan menimbulkan rasa sakit. Rata-rata orang hanya menghirup asbes dalam jumlah yang sangat kecil dan berisiko rendah terhadap kesehatan. Beberapa penelitian menunjukkan asbes yang berbentuk lembaran tidak menunjukkan risiko kesehatan yang berarti. Orang yang sangat berisiko memiliki gangguan kesehatan akibat asbes umumnya yang bekerja di pertambangan atau industri. Tapi bukan berarti atap rumah yang terbuat dari asbes tidak berbahaya sama sekali, hanya saja risiko gangguan kesehatannya lebih rendah. Berbagai bentuk material dari asbes membuat tingkatan risiko kesehatan yang berbeda. Jika serat asbes dalam bentuk yang stabil seperti lembaran dan kondisinya masih baik, maka risiko kesehatannya kecil. Namun jika lembaran tersebut sudah ada yang rusak, berlubang atau salah dalam hal penggunaannya, maka bisa menimbilkan risiko yang lebih tinggi. Bahan bangunan asbes umumnya digunakan sebagai lembaran semen (fibro), drainase, cerobong pipa, atap rumah atau papan bangunan lainnya. Sejak tahun 1960-an dan 1970-an, serat asbes banyak digunakan oleh masyarakat sebagai isolasi atap rumah. Ternyata berdasarkan penelitian, bahan asbes ini berbahaya bagi kesehatan karena debu-debu unsurnya yang terhirup akan masuk ke paru-paru dan tidak dapat larut serta dapat membunuh sel pada paru-paru sehingga beresiko kanker. Karena bahaya ini di beberapa negara amerika dan eropa, penggunaan bahan asbes ini telah mulai dilarang.
  Proses keracunan asbes tidak terjadi secara seketika, racun Chrysotile akan menyerang manusia secara akumulatif, proses terinfeksi Chrysotile akan memicu terjadi kanker pada manusia dalam waktu puluhan tahun kemudian, ketika korban secara terus-menerus menghirup debu asbes yang mengandung Chrysotile maka korban akan terkena penyakit kanker, yang bisa menyebabkan kematian. Kasus-kasus kematian akibat menghirup udara yang tercemar asbes menyimpulkan bahwa, 94% penggunaan asbes di dunia mengandung bahan Chrysotile atau hidroksida magnesium silikat dengan komposisi Mg6(OH)6(Si4O11)H2O, Chrysotile merupakan bahan mineral yang bersifat Karsinogen pemicu penyakit kanker yang akan menyerang rongga dada, paru-paru, dan perut. Proses terinfeksinya melalui udara yang telah tercemar oleh debu asbes kemudian dihirup oleh manusia. Penggunaan asbes telah banyak menimbulkan kematian pada korban, contoh kasus di Negara Jepang, akibat menghirup udara yang tercemar Asbes, 500 orang meninggal dunia pada tahun 1995, dan meningkat menjadi 878 orang pada tahun 2003, sehingga pemerintah Jepang melarang penggunaan Asbes.
Proses keracunan Asbes tidak terjadi secara seketika, racun Chrysotile akan menyerang manusia secara akumulatif, proses terinfeksi Chrysotile akan memicu terjadi kanker pada manusia dalam waktu puluhan tahun kemudian, ketika korban secara terus-menerus menghirup debu asbes yang mengandung Chrysotile maka korban akan terkena penyakit kanker, yang bisa menyebabkan kematian.
Asbes dapat mengakibatkan penyakit asbestosis dan berbagai jenis kanker. Sifat asbes yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan berupa timbulnya penyakit asbestosis sudah cukup dikenal di kalangan praktisi kesehatan kerja maupun kesehatan lingkungan. Asbestosis adalah penyakit kronis pada paru-paru yang mengakibatkan penderita sulit bernafas dan bisa mengakibatkan kematian. Asbes dapat juga mengakibatkan kanker jenis mesothelioma, yaitu jenis kanker yang menyerang selaput perut. Dr. Irving Selikoff, Direktur Environmental Science Laboratories pada Mount Sinai School of Medicine di New York yang menangani suatu penelitian penyakit kanker para pekerja di pabrik asbes, menyimpulkan dari hasil penelitiannya bahwa kanker paru-paru lebih banyak disebabkan oleh asbes dibanding rokok. Dari 869 orang yang 17 tahun sebelumnya pernah bekerja di pabrik asbes di Texas, AS, 300 orang di antaranya diperkirakan menderita asbestosis, kanker paru-paru, kanker usus, dan kanker perut lainnya. Dengan penjelasan tersebut diharapkan dan ditekan pengurangan pemakaian asbes supaya untuk pencegahan secara dini bahaya asbes tersebut. Dengan itu masyarakat akan hidup sehat tanpa adanya bahaya yang ditimbulkan dari asbes. 

Chrysotile


Crocidolite
Asbes Bergelombang
Pipa Asbes Insulasi
 Plafon Asbes
Asbes Kertas Bungkus
 Peta Dusun Banaran
Bahaya Pemakaian Asbes